Metode melahirkan di dalam air atau water birth semakin
populer dan menjadi tren persalinan. Banyak yang merasakan manfaatnya. Selain
mampu mereduksi rasa sakit, persalinan di dalam kolam berisi air hangat juga
membuat ibu hamil memiliki tenaga lebih untuk mengejan. Seperti dikutip dari Modernmom.com, beberapa
penelitian bahkan mengklaim bahwa metode melahirkan dalam air juga bermanfaat
bagi bayi yang akan dilahirkan. Berdasar laporan Waterbirth Internasional,
metode ini membutuhkan sebuah kolam bersalin khusus berisi air dengan suhu
95-100 derajat Fahrenheit. Sangat disarankan menghindari penggunaan bathtubs
atau kolam anak kecil, karena sulit akan mempertahankan suhu yang tepat.
Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang water birth.
Persalinan di air (Inggris: waterbirth) adalah proses
persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air hangat.
- Sejarah
Persalinan di air merupakan perkembangan yang relatif baru
yang diperkenalkan di Eropa, Perancis pada tahun 1803. Pada 1970-an, beberapa
bidan dan dokter di Rusia dan Prancis menjadi tertarik dengan cara-cara
membantu bayi melakukan transisi dari dalam kehidupan di dalam rahim dengan
kehidupan di luar sehalus mungkin.
Keprihatinan mereka bahwa perawatan bersalin modern, dengan
banyak intervensi, membuat bayi menjadi traumatis. Beberapa dokter, termasuk
dokter kandungan Perancis Frederic Leboyer (1983), berpikir bayi dapat terkena
dampak seumur hidup karena cara mereka lahir ke dunia.
- Manfaat
Melahirkan di dalam air membantu ibu hamil merasa lebih
rileks sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat persalinan. Dalam rendaman
air, kulit akan memiliki elastisitas lebih besar, sehingga memperkecil risiko
robek pada jalan lahir bayi. Melahirkan dalam air juga bermanfaat untuk bayi.
Medium air memudahkan transisi bayi dari rahim, berisi cairan ketuban, ke dunia
luar. Pendukung teknik ini mengatakan bahwa persalinan dalam air tak berbahaya.
Bayi akan bernapas dalam air, karena dia tidak akan mulai menggunakan
paru-parunya sampai dia dibawa ke udara dalam 10 detik pertama setelah lahir.
Bagi ibu
Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi elastis.
Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan. Sehingga
rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan
lebih cepat
Bagi bayi
Menurunkan risiko cedera kepala bayi.
Meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar
kesehatan meyakini bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi
lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan metode lain.
Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi
akan cepat memerah setelah dilahirkan.
- Resiko dan prasyarat
Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar.
Kondisi ini menyebabkan proses membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan
kandungan, juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat
bayi lahir. Sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi.
Hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu
jika proses melahirkan berlangsung lebih lama dari perperkiraan.
Bayi berisiko mengalami temperature shock jika suhu air
tidak sama dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius.
Tidak dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil ,
sehingga harus melahirkan dengan bedah caesar.
Bila bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan
persalinan di air.
Bila si ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko
menularkan penyakit tersebut melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi,
karena kuman herpes dapat bertahan diair.
Kolam plastik yang digunakan harus benar benar steril agar
tidak rentan terinfeksi kuman dan virus lainnya.
- Tahapan persalinan
Proses persalinan di air memiliki tahapan yang sama seperti
melahirkan normal. Hanya saja dengan ibu berendam dalam air hangat, membuat
sirkulasi pembuluh darah jadi lebih baik. Akibatnya akan berpengaruh pula pada
kontraksi rahim yang jadi lebih efektif dan lebih baik. Sehingga waktu tempuh
dalam proses persalinan ini lebih singkat daripada proses melahirkan normal
biasa.
Berikut tahapannya:
Ibu masuk ke dalam air ketika akan melahirkan, ibu mengalami
fase pembukaan laten dan aktif. Saat fase aktif pembukaan sudah mencapai 5cm,
ibu baru bisa masuk ke kolam air. Pada fase ini biasanya dibutuhkan waktu
sebentar saja, sekitar 1-2 jam untuk menunggu kelahiran sang bayi.
Sikap rileks, biasanya begitu ibu masuk ke dalam kolam air
akan terasa nyaman dan hilang rasa sakitnya. Ibu dapat duduk dengan relaks dan
bisa lebih fokus melahirkan. Dapat juga posisi lain seperti menungging.
Mengedan seiring kontraksi. Di dalam air, mengedan akan
lebih ringan, tidak menggunakan tenaga kuat yang biasanya membuat terasa lebih
sakit. Air akan memblok rangsang-rangsang rasa sakit. Jadi, rasa sakit yang ada
tidak diteruskan, melainkan akan hilang dengan sendirinya. Ditambah lagi
kemampuan daya apung dari air yang akan meringankan saat mengedan. Mengedan
mengikuti irama datangnya kontraksi. Bayi yang keluar juga tak perlu bantuan
manipulasi tangan atau lainnya, kecuali terlihat agak seret keluarnya.
Kontraksi yang baik akan mempercepat pembukaan rahim dan mempercepat proses
persalinan. Apalagi dengan ibu berendam dalam air, dinding vagina akan lebih
rileks, lebih elastis, sehingga lebih mudah dan cepat membukanya. Hal ini pula
yang menyebabkan tak perlunya jahitan setelah melahirkan, kecuali bila memang
ada robekan.
Pengangkatan bayi. Setelah keluar kaki bayi dan tubuh
seluruhnya, barulah bayi diangkat. Darah yang keluar tidak berceceran ke
mana-mana, melainkan mengendap di dasar kolam, demikian pula dengan ari-ari
bayi.Kontraksi rahim yang baik menyebabkan perdarahan yang terjadi pun sedikit.
Ketika bayi keluar dalam air, mungkin orang khawatir bayi
akan tersedak, namun, sebetulnya bila diingat prinsipnya, bayi hidup sembilan
bulan dalam air ketuban ibu. Jadi, begitu dia lahir keluar ke dalam kolam,
sebetulnya dia lahir ke lingkungan dengan kondisi yang hampir mirip dalam
kandungan, yaitu ke dalam air dengan suhu yang sama seperti halnya ketika dalam
rahim. Ketika bayi keluar dalam air, saat itu bayi belum ada rangsang untuk
bernapas. Setelah diangkat ke permukaan barulah terjadi perubahan, timbul
rangsangan untuk bernapas dan biarkan ia menangis. Setelah stabil kondisi
pernapasannya, barulah digunting tali pusarnya. Mengingat melahirkan di air
membuat sirkulasi oksigen ke bayi lebih baik, maka ketika bayi lahir tampak
kulit yang lebih kemerahan.
Artinya, oksigenisasi ke bayi lebih baik dan membuat
paru-parunya pun jadi lebih baik. Bayi juga tampak bersih tak banyak lemak di
tubuhnya. Kemudian bayi dibersihkan dengan disedot sedikit dan dibersihkan tali
pusarnya.
- Metode
Ada dua metode persalinan di air
Persalinan di air murni. Ibu masuk ke kolam persalinan
setelah mengalami pembukaan 6 (enam) sampai proses melahirkan terjadi.
Persalinan di air emulsion. Ibu hanya berada di dalam kolam
hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur
Kelemahan
Sebuah penelitian mengungkap kekhawatiran bahwa medium air
akan membuat tali pusat menjadi kusut atau terkompresi, sehingga bayi
kemungkinan akanterengah-engah dan menghisap air ke dalam paru-paru mereka.
Studi tahun 2002 yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Pediatrics juga
menyimpulkan bahwa persalinan dalam air meningkatkan risiko bayi
tenggelam.Situs Live Science menambahkan bahwa kelahiran dalam air tidak
direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists
sebagai pilihan proses melahirkan yang layak. Persalinan dalam air dikhawatirkan
memicu risiko pneumonia atau infeksi pada otak, dan serangan kekuarangan
oksigen.
- Risiko
Wanita dengan kondisi medis tertentu atau kehamilan rumit
harus menghindari melakukan proses melahirkan di dalam air. Termasuk wanita
dengan herpes, tekanan darah tinggi, wanita yang telah mengalami pendarahan tak
terduga selama perjalanan kehamilan, wanita yang mengandung bayi kembar, dan
ketika bayi dalam posisi sungsang. Melahirkan di dalam air juga tidak
direkomendasikan untuk wanita yang masuk ke persalinan prematur.